09 April 2011

Motivasi untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi [Artikel Pendidikan]

Tak terasa sudah hampir 3 tahun saya mengabdi di perusahaan ini, memang tak sedikit Pengalaman saya dapat, tapi keinginan untuk mencicipi bangku kuliah tak pernah hilang,


Yah. . . . semoga saja tahun 2011 ini rencana tersebut bisa terwujud,

Tekad sudah bulat, planning sudah ready, tinggal Aplikasinya aja. . . .


Do’ain ya. . . .

Hhheee. . . .


nih ada artikel motivasi dari berbagai sumber,




-- Motivasi bagi saya untuk Melangkah ke jenjang Perguruan TInggi --

Beberapa faktor yang dapat mengetahui, Apakah anda ingin berkelanjutan untuk menggapai cita - cita? Belajar lebih ekstra? Untuk hasil yang sempurna. Berikut adalah pendapat saya agar dapat memotivasi diri Anda semua begitu pula dengan saya.

• Dari dalam diri/ keinginan hati

Pada hakekatnya semua manusia juga memiliki keinginan untuk bersekolah lebih tinggi. Walaupun ada beberapa yang mengelak, namun sesungguhnya mereka lebih mempunyai keinginan yang besar dari pada yang menyatakan keinginannya tersebut. Karena hal itu adalah yang saya alami. Membohongi diri tetapi ingin melakukannya. Namun, saya belum menemukan jawaban itu sendiri. Tapi saya akan berusaha, melanjutukan dengan keringat saya sendiri. Saya pasti bisa menjalani ini semua. Bagaimana dengan Anda???

• Keluarga

Salah satu faktor terbesar penyemangat bagi saya adalah keluarga. Karena keluarga adalah tempat dimana saya pertama kali mendapat pelajaran yang berharga. Bagaimana saya berbicara, berjalan, hingga saya seperti ini adalah berkat kasih sayang keluarga juga menjadi seseorang yang tegar dalam menjalani kehidupan walaupun berbagai rintangan menunggu di depan. Ingin membalas budi adalah cita - cita semua anak kepada orang tua mereka, walaupun mengerti seberapa besarpun kita membalas tak akan terhingga seperti orang tua yang selalu sayang kepada kita walau kita sering berbuat salah kepada mereka. Membahagiakan mereka adalah faktor terbesar karena setiap orang tua ingin melihat anaknya lebih tinggi bersekolah daripada mereka. Juga melihat anak - anaknya menjadi orang sukses.

• Biaya

Faktor yang mempengaruhi semangat seseorang untuk menggapai cita - citanya harus melihat kedalam posisi keadaan sosial. Seperti contoh saya yang berasal dari keluarga sederhana. Harus berpikir terlebih dahulu apabila menginginkan hal tersebut saya harus lebih iat bekerja dan berusaha. Saya akan memperjuangkan meskipun menyita waktu lama untuk menggapainya. Mungkin saya akan bekerja paruh waktu sehingga tidak menimbulkan masalah keuangan dalam keluarga. Semangat!!! Ayo jangan menyerah!!!

• Cita - cita

Hal ini merupakan pembangkit yang paling sempurna untuk mengatasi atau membantu saya mencapai cita - cita saya apabila sudah sukses. Insya Allah, saya ingin membantu masalah - masalah sosial pada kalangan bawah yang semakin marak tanpa bantuan dan perlindungan. dari kaum etis. Maka dengan cita - cita saya, saya ingin menjadi apapun yang bisa berguna bagi mereka walau tanpa materi. Membangun sebuah tempat yang damai juga bisa menjadikan generasi muda menjadi anak bangsa yang menjadikan Indonesia seperti dahulu kala. Menyediakan segala fasilitas guna menunjang pendidikan dan SDM mereka.

• Tingkat Pendidikan

Pada zaman sekarang, lulusan SMA sudah tidak berarti tanpa melanjutkan sekolah lagi untuk mendapatkan cita - cita atau pekerjaan. Maka dari itu, apabila Anda memiliki cita - cita yang cukup tinggi Anda harus lebih giat berusaha juga dengan usaha tanpa kenal lelah. Maka Anda akan mendapatkan hasil panen yang menyenangkan dari apa yang telah Anda tanam. Bersama sama dan teman lainnya. Lebih giat dan tetap semangat!!!

• Agama

Seharusnya ini menjadi hal pokok dalam kehidupan, kita hidup di dunia karena Allah menciptakan kita dengan anjuran wajib menyuruh kita untuk beribadah kepada - Nya. Belajar dan melanjutkan hidup juga tujuannya adalah ibadah kepada - Nya. Tanda izin dan kehendaknya mungkin kita semua tak akan hidup berdampingan. Allah berfirman dalma Al - Qur'an yang isinya menjelaskan tentang keutamaan atau kemuliaan ini ilmu serta kewibawaan orang yang berilmu sebagai berikut:




...يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ...



"Allah mengangkat orang - orang yang beriman dari golonganmu dan juga orang - orang yang dikaruniai ilmu yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat." (Q.S. al-Mujaadilah; 58:11) . Berdasarkan firman Allah di atas. Menjadikan motivasi yang sangat besar agar bisa bersamanya.

Allah bersamaku; Allah melihatku; Allah menyaksikanku. Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu; jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapamu; jika engkau meminta, memintalah kepada Allah; dan jika engkau membutuhkan pertolongan, mintalah kepada Allah.

Hal ini membuat saya sadar akan ilmu pengetahuan sangat penting dan juga sangat diperlukan walaupun kita semua sudah tidak sebagai pelajar. Bahwa semua kalangan manusia juga haus akan ilmu. Bagaimana cara bertahan hidup yang tak pernah mereka baca tetapi mereka pelajari dari hidup mereka sendiri.






-- Bersyukurlah kawan, engkau sungguh beruntung --

Ada saatnya saya merasa bosan, bosan sekali kuliah, maklumlah aktivitas datang, duduk,diam dengar, ini seakan menjadi runitas yang berulang-ulang tanpa akhir.


Memang sih kebosanan bisa menimpah siapa saja, kapan saja. Namun untuk saya, kadang-kadang kebosanan itu dating lebih cepat sehingga aktivitas lain, semisal berburu buku atau larut dalam aktivitas keorganisasian terasa lebih mengasyika, Indeks Pretasi jangan Tanya, Malu

Namun,setiap kali merasa bosan saya teringat teman semasa SMU. Anwar namanya.

Anwar tinggal dirumah sederhana, di tepi jalan. Ayahnya bekerja diperusahaan jawatan Kereta Api, bukan sebagai masinis, melainkan sebagai penjaga pintu lintasan kereta api dengan gaji yang sangat minim.

Pekerjaan hariannya adalah “MEMBUNUH” waktu dengan menunggu sirene pertanda kereta datang, lalu menutup pintu lintasan yang ada. Setiap hari tanpa libur. Sementaranya ibunya berjualan JEMBLEM, yaitu makanan tradisional dari singkong yang ditumbuk halus, diberi gula merah lalu digoreng.

Tidak ada yang istimewah pada diri teman saya kecuali kegigihannya. Setiap hari dia harus naik bus ke Sekolah. Mungkin naik Bus bukanlah sesuatu yang terlau istimewah bag kita. Namun bagi anwar naik bus berarti harus rela sarapan tanpa lauk pauk alias nasi doang. Seandainya dia makan pake lauk, tidak ada uang untuk naik bus. Sempat pake lauk pun, paling banter kerupuk dan kecap.

AKU AKAN KULIAH KE UNIVERSITAS katanya mantap, menjelang kelulusan SMU. Tergambar jelas pada wajahnya. Sebuah semangat yang saya sendiri mungkin tidak perah memilikinya. “SEMOGA SUKSES KAWAN” begitulah saya berharap dan kami pun berpisah.

Sekian lama saya tidak ketemu dengannya. Saya jarang pulag. Saya pulang kalau kondisi sangat mendesak. Itu pun Cuma sehari dua hari.

Suatu ketika secara kebetulan, saya ketemu anwar yang sedang mengayuh sepada pancal berjualan tahu keliling. Kami ngobrol cukup lama. Dia mengaku tidak kuliah. Selepas SMU, saat ingin kuliah, ternyata orang tuanya tidak sanggup membiayai. Jadi dia kerja dulu. Siapa tau tahu, dia bisa ikut SPMB ditahun kedua.

Ternyata menjelang SPMB tahun kedua pun keadaa tetap tidak berubah. Uang yang ia kumpulkan dari berjualan tahu tidak mencukupi. Akhirnya, SPMB kembali berlalu tanpa keikutsertaannya. Sekali lagi dia gagal.

Dari sinilah akhirnya dia banting setir jadi kernet truk. Dengan satu tekad bulat, kesempatannya hanya tinggal sekali lagi ikut SPMB kalau ingin kuliah tahun depan. Jadi apapun caranya, dia harus mengumpulkan uang dan ikut seleksi atau gagal lagi. Itu artinya nggak bisa kuliah selamanya. Boro-boro mau kuliah diswasta di negeri saja belum mampu.

Ternyata jadi kenek truk bukanlah pekerjaan mudah dan ringan. Di dunianya keras, bahasa-bahasanya kasar, bahkan umpatan pun jadi makanan harian. Jangan bayangkan kenek hanya duduk-duduk menemani sopir, tidur lelap seenaknya, santai-santai saja.

Pekerjaan kenek di antaranya angkat-angkat barang, mulai dari yang ringan tanpa nyawa sampai yang berat dan bernyawa jadi jatah menu seharian. Mulai angkut beras, gula, jagung, tivi, kulkasa, AC, sampai yang paling sulit ngangkut sapi, semua dijalaninya. Tidak cukup sampai disitu, mencuci bak truk juga menjadi tanggungjawabnya. Kerap kali, dia melakukan pekerjaan tersebut sambil menahan napas karena bau kotoran sapi yang memenuhi bak.

Tidur ? tidak jarang pula ia terlelap di bawah bak truk sambil beralaskan Koran atau kardus. Pernah pula dia baru bangun saat air mengalir ketika hujan turun tanpa sepengetahuannya. Bingungkan ? jelas!

Hal yang tidak mungkin dilupakannya adalah saat dirampok oleh sekelompok orang. Dia dan sang sopir tidak berkutik. Jumlah perampok terlalu banyak. Saat ingin melawan, dia hajar habis-habisan. Mau jadi Pahlawan, ya ? seru sang perampok sambil menginjak-injak kepalanya di aspal jalan yang kasar.

Dalam keadaan tangan terborgol, kepala dan dada memar-memar bekas pukulan, dia hanya bisa diam, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Hanya dalam hati, dia memohon “Ya Allah, aku tidak mau mati sekarang, sholatku masih bolong-bolong.”

Akhirnya, para perampok berlalu dengan hanya meninggakan kaus kutung dan celana pendek masih melekat di badan.

Setahun berlalu. Kali ini, anwar bisa SPMB. Uang yang ia kumpulkan dari hasil jadi kenek sudah cukup untuk membayar biaya pembelian formulir SPMB. Tercapailah sudah impiannya. Kembali dia merajut optimisme bakal melanjutkan pendidikannya. Terlalu sayang bila otaknya yang lumayan cerdas hanya diistrahatkan saja.

Akhirnya, pengumuman pun tiba, detik-detik yang menebarkan untuk dilewati. Perjuangan selama ini ditentukan disini. Dia memburu Koran terpagi hari itu. Setelah mencari nomor ujiannya, dia telusuri bait-bait korang yang ada. Lho …? Nama saya tidak ada. Sekali lagi dicarinya dengan teliti lagi. Sekali lagi dan lagi dan ternyata memang tidak ada.

Namanya tidak ada dikoran hari ini. Dia tidak diterima. Dia tidak lolos SPMB. Dia tidak bisa kuliah. Ingin rasanya tersadar bahwa ini hanya mimpi, namun tidak ada bukti kalau cuma mimpi, dia gagal lagi.

Kini, anwar kembali ke dunianya. Dia kembali bekerja. Namun saya tetap kagum, sekaligus malu, pada semangatnya. Sungguh saya malu ketika IP jeblok hanya dengan alasan banyak aktivitas atau alasan aktivitas kan lebih suka berlama-lama di kampus.

Saya malu ketika Allah menganugerahi kesempatan untuk kuliah menempuh pendidikan lebih tinggi, tapi saya tidak mempunyai semangat seperti dia, teman saya malah tidak sempat merasaka enaknya bangku kuliah. Bahkan untuk mencapai bangku kuliah saja dia harus berjuang sekuat tenaga dan menunggu sekian lama. Perjuangan saya tidak ada apa-apanya. Kadang-kadang, saya teringat kembali Anwar dan tekad besarnya.

Mungkin kau tidak takdirkan untuk bisa kuliah, tapi aku yakin Allah Maha Adil dan dia akan selalu mengabulkan doa-doa kita walaupun tidak selalu di dunia.

Anda yakin bisa setegar Anwar ? Sekarang manfaatkanlah sebijak mungkin masa kuliah anda, karena banyak anwar-anwar lain ingin merasakan enaknya bangku kuliah. Tapi kondisi tidak memungkinkan mereka mencicipi bangku kuliah, Maka jadi lah orang yang suka bersyukur atas nikmat Allah SWT yang diberikan.

Sumber : Buku “Biarkan Cinta Menyapa”

1 komentar:

Ardhymanto Am Tanjung mengatakan...

Kisah yang inspiratif. Semoga Anwar dalam kenyataanya. bisa Sukses dan Membuat orang sukses ditengah penderitaannya. AMin