19 Juli 2011

Ketika Ayam berbicara Tentang Kita [Artikel Motivasi]

Kami adalah hewan yang tentu tidak asing lagi bagi manusia. Mereka sering melihat kami, karena kami hidup di sekeliling mereka. Selain itu kami adalah hewan kesayangan dan kesukaan mereka. Sayang ketika kami adalah hewan piaraan mereka dan suka ketika kami adalah menu hidangan di atas meja makan mereka. Namun hubungan kami dengan mereka hanya sebatas itu. Tidak banyak dari mereka yang mengambil pelajaran dari kehidupan kami. Padahal kami hidup bukan hanya untuk dijadikan santapan, tetapi lebih dari itu hidup kami adalah bukti kekuasaan Allah Swt. yang dapat mereka jadikan pelajaran dan ibrah yang bermanfaat dalam hidup mereka.



Sebenarnya banyak pelajaran yang perlu mereka ketahui dari kami bangsa ayam. Sayang mereka malas menyisakan waktunya untuk merenung dan bertafakkur melihat tanda-tanda kekuasaan Allah. Coba saja perhatikan! Kami selalu memberi uswah bagi mereka. Kami tidak pernah terlambat bangun subuh. Bahkan kami yang membangunkan mereka untuk shalat shubuh. Sebenarnya bukan hanya itu. Setiap datang waktu shalat kami juga mengingatkan mereka agar tidak lengah dari kewajiban shalat. Bahkan setiap saat kami mengingatkan mereka untuk selalu berdzikir. Mungkin karena bisingnya siang mereka tidak menedengarkan seruan kami. Eh... tahu gak apa yang kami katakan setiap kali berkokok? Bukan “kukuruyuk” seperti yang mereka katakan. Coba cermati sekali lagi, sebenarnya kami mengatakan “Udzkurullâh” (ingatlah kalian kepada Allah). Cuma karena kekurangan kami; lidah kami tidak sempurna sehingga tidak bisa mengucap kalimat itu dengan fasih.



Selain itu kami adalah binatang yang rajin bekerja. Pantang bagi kami pulang kandang sebelum tiba waktunya. Kami juga selalu bertawakkal kepada Allah. Karena Dia telah menentukan jatah rezeki setiap makhluknya. Semua makhluk tidak akan mati seblum menghabiskan jatah rezeki itu. Dengan hanya bermodal cakar dan paruh, kami pergi pagi dengan perut kosong, dan pulang sore dengan perut kenyang. Kami tak pernah risau dengan rezeki Allah Swt.. Karena Dia Mahapenyayang terhadap semua makhluk-Nya. Lain dengan sebagian manusia yang pemalas. Setiap diberi tugas dan pekerjaan, mereka tidak amanah, akhirnya jarang pernah selesai pada waktunya. ketika ada masalah mereka tidur, tetapi ketika tiba waktu tidur malah mikirin masalah. Mereka tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Mereka juga jarang berdisiplin dan sering risau memikirkan rezeki besok lusa yang belum pasti. Padahal dari mana mereka tahu kalau esok lusa mereka masih hidup. Huh... malu dong sama kami yang bangsa hewan.



Perlu mereka ketahui bahwa induk-induk kami adalah induk yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Ketika ada rezeki mereka selalu memanggil kami untuk makan bersama. Mereka menjaga kami dari panas dan dingin. Mereka melindungi kami dari mara bahaya. Jika ada yang berani mengganggu kami, mereka akan melabrak si pengganggu itu, tak peduli siapa. Walaupun dia Presiden RI. Walaupun itu berbahaya dst. Pokoknya labrak. Tetapi coba lihat sebagian orang tua manusia. Demi bisnis dan pekerjaan mereka rela meninggalkan anak-anaknya. Menitipkan pendidikannya pada baby suster atau pembantu dsb. Akhirnya kasih sayang orang tua tidak pernah mereka rasakan, pendidikan mental, akhlak dan kepribadian terbengkalai. Besar sedikit, anaknya dibiarkan kelayapan kesana-kemari. Bergaul bebas dengan orang-orang tidak jelas. Malu dong sama kami bangsa binatang yang rendahan. Walaupun kami tidak sekolah, tetapi dengan bangga dan senang hati kami mendidik anak-anak kami.



Ada suatu prilaku kami yang mungkin menurut mereka adalah perbuatan buruk. Tahu apa itu? Pejantan kami suka gonta-ganti pasangan. Tetapi, bagi kami itu tidak buruk dan bahkan merupakan tugas hidup kami untuk memperbanyak keturunan. Kalau manusia mau memperhatikan, mereka akan mengerti bahwa itu kami lakukan karena kami adalah bangsa hewan yang tak berakal. Lagi pula Sang Pencipta tidak pernah membebankan kepada kami syariat nikah seperti mereka. Tentu sangat wajar jika kami berbuat demikian. Yang tidak wajar adalah, jika mereka manusia yang memiliki akal sehat, diturunkan bagi mereka kitab suci, diutus para nabi dan rasul, namun mereka berbuat seperti kami bangsa hewan. Pantas saja jika sang Pencipta mencela mereka bahwa sebagian mereka ada yang lebih sesat dari binatang. Sebab di bangsa kami tidak ada sodomi, lesbi, onani, aborsi dan teman-temannya itu.



Jika yang melakukan perbuatan kami itu adalah orang yang tidak beriman, maka kami tidak peduli. Sebab walau mereka mempunyai kelebihan akal, justeru hal itu membuat kami lebih mulia dari mereka. Karena walaupun kami hewan, tetapi kami masih punya iman. Walaupun kami bukan penduduk surga, namun kami bukanlah ahli neraka seperti mereka. Tetapi betapa kejinya jika seseorang yang mengaku mukmin kemudian berbuat seperti kami. Karena pada saat itu mereka telah melepaskan jubah keimanannya, serta melumuri badannya dengan dosa dan maksiat. Seandainya mereka melihat apa yang kami lihat, niscaya tak sedikitpun waktu yang mereka lewatkan tanpa diisi dengan amal ibadah. Kepada mereka kami hanya bisa berkata, “Kami gauli induk kami, itu karena kami hanya binatang yang tak berakal. Tetapi jika bangsa manusia melakukan perbuatan kami atau lebih kejam dari itu, maka sungguh mereka jauh lebih sesat dan lebih rendah dari bangsa kami.”

Ini hanya sekelumit ibrah untuk manusia dari kami komunitas ayam. Jika mereka mau memperhatikan dan bertafakkur lebih dalam, sungguh pada setiap ciptaan ini terdapat bukti kemahakuasaan sang pencipta Allah subhânahu wata’âlâ. []



@ibnuabidin.multiply.com

1 komentar:

haleighhaakenson mengatakan...

Hard Rock Casino Hotel, Tampa, FL - MapYRO
Hard Rock Casino 여수 출장샵 Hotel 강릉 출장안마 - Find parking costs, opening hours and a parking map of Hard Rock Casino Hotel, 성남 출장샵 Tampa, FL 3866464 충청남도 출장샵 from 제주 출장샵 Mapyro.